Jumat, 24 Januari 2014

Berbeda, Kenapa Tidak?

Yap, berbeda, kenapa tidak? 
Bukan berarti kita harus selalu terlihat berbeda dengan orang lain. Tetapi ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh muslimah berjilbab di negeri minoritas muslim, seperti yang saya alami saat ini. Hidup menjadi seorang muslim di negeri minoritas muslim memiliki tantangan tersendiri. 
Agama Islam adalah agama yang sangat jarang dianut oleh orang-orang Korea. Tidak jarang mereka bertanya-tanya tentang agama Islam dan bagaimana kami bisa menjalankan semua amalan Islam. 
Bagi saya, menjadi seorang muslimah di negeri minoritas Islam adalah hal yang sulit pada awalnya. Ketika saya bermimpi untuk kuliah di luar negeri, hal ini terlewatkan oleh saya. Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya sekalipun sebelumnya bagaimana hidup di negara minoritas Islam. 
Awalnya bukan hal yang mudah. Apalagi saya tiba di Seoul saat penghujung musim panas 2011. Teman-teman lab saya kerap bertanya, "Kamu gak kepanasan?". Saya cuma bilang, "Ngga ko, cuaca di Indonesia lebih panas daripada di sini", sambil tersenyum. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu pasti sudah biasa didengar oleh teman sesama muslimah ketika musim panas. Tetapi pertanyaan berganti dengan penasaran ketika musim gugur tiba.
Di awal musim gugur 2011 saya pergi menonton pesta kembang api di pinggiran sungai Hangang. Pada saat itu cuaca cukup dingin dengan angin yang lumayan brrr. Di tengah-tengah keriuhan para penonton pesta kembang api, tiba-tiba saya melihat seorang agashi (mba-mba Korea) mencoba memakai scarf di kepala. Mungkin dia penasaran gimana rasanya kalau pake kerudung, apakah lebih hangat atau tidak, hahaha. 
Kembang api yang keren.  :D
Memasuki musim dingin, tidak terlalu banyak orang bertanya-tanya tentang pakaian saya, karena memang sangat dingin sehingga mereka mungkin merasa wajar saya memakai pakaian tertutup. Bahkan menggunakan jilbab sangat membantu loh. Karena jilbab dapat melindungi telinga dari angin dingin ketika kita berjalan-jalan di luar. Sehingga kita tidak perlu lagi memakai penutup telinga atau kupluk. Tapi ada satu pemandangan lucu ketika saya pergi ke Garden of Morning Calm akhir tahun 2013. Ktika saya dan teman-teman sedang mengobrol sambil melihat pemandangan lampu-lampu, tiba-tiba seorang nenek terlihat sedang berusaha membelitkan scarfnya di kepala. Kami pun berpikir bahwa nenek tersebut ingin memakai scarfnya seperti saya memakai jilbab. Ah, terharu saya, karena saya jadi kiblat fashion seorang nenek Korea. 
Saya jadi ingat kejadian ketika saya berjalan-jalan di Gyeongju bulan Juni 2013. Saat itu saya dan teman-teman berjalan-jalan mengelilingi kota Gyeongsan. Di perjalanan menuju stasiun Gyeongsan, saya melihat di depan kami ada seorang wanita yang sedang menelepon di depan tokonya. Ketika kami lewat, tiba-tiba wanita itu menutup telponnya dan menyapa saya. Lalu dia bertanya, "Wah, kamu beli kain ini dari mana?". Terus saya bingung harus menjawab apa, karena kain kerudung yang saya pakai dibeli di Indonesia. Lalu saya bilang, ini beli di Indonesia, kalau dia mau beli, di Itaewon juga ada yang jual. Tapi dia mau kain yang seperti saya pakai saat itu. Katanya, "Saya sering lihat orang pakai jilbab, tapi baru kali ini saya melihat jilbab dengan model seperti ini. Kenapa tidak terlihat ujung kainnya." (Kira-kira seperti itu terjemahan bebas dari teman saya, hahaha).Saya dan teman-teman semakin bingung, lalu kami pun berpamitan setelah menjelaskan bahwa jilbab saya dibeli di Indonesia. 
Komentar lain dari ahjumma (nenek-nenek aktif Korea) yang paling sering saya dengar adalah, "Kamu dari mana? Wah, cantik ya." Ehm, tersanjung sih dibilang cantik, hahaha. Saya sebenarnya termasuk orang beruntung karena sampai saat ini belum pernah bertemu dengan orang yang sangat sinis terhadap jilbab. Teman saya ada yang jilbabnya ditarik-tarik oleh seorang ahjumma karena saat itu musim panas, dan kalau pakai jilbab tambah panas. Teman yang lain pernah tiba-tiba kepalanya dipegang-pegang oleh seorang ahjumma (juga) sambil bertanya, "Ini apa?". Eh saya juga pernah sih, tapi tidak se-ekstrim itu. Ketika saya sedang menunggu teman-teman di Dunkin Donuts, tiba-tiba ada anak kecil yang menempelkan mukanya di kaca samping meja saya sambil memasang ekspresi keheranan. Saya saat itu cuma bisa bingung. 
Nah, pengalaman paling menarik adalah ketika saya jajan atau berbelanja di tempat yang sama beberapa kali. Karena pakaian saya yang tidak biasa, penjual biasanya dengan mudah bisa mengenali saya. Hal ini menjadi suatu keuntungan bagi saya karena orang Korea biasa memberikan bonus tambahan sebagai service kepada pelanggan agar pelanggan tetap berbelanja di tempat mereka. Suatu ketika saya berbelanja sayur di warung mobil seorang bapak-bapak. Sebagai service, bapak penjual sayur memberi sebuah jeruk kepada saya. Di lain waktu, si bapak memberi saya sebuah tahu dan dia berkata, "Kamu coba tahu ini, nanti kasih tau saya enak atau tidak." Beberapa minggu kemudian saya pun kembali berbelanja di tempat bapak tadi dan memberikan laporan, "Tahunya enak pak." Pengalaman seperti ini juga saya alami beberapa minggu lalu ketika saya jajan takoyaki. Saat itu saya membeli takoyaki di tempat yang sama untuk kedua kalinya, bapak penjual pun memberi tambahan sebuah takoyaki sebagai service dengan harapan saya akan jajan takoyaki di tempat dia lagi. Kalau semua penjual seperti kedua bapak tadi saya akan sangan senang tinggal di korea. :)

ODOJ ODOL or whatever you want to name it

Tahukah kawan tentang ODOJ?
Atau mungkin pernah juga mendengar tentang ODOL?
ODOJ adalah gerakan One Day One Juz dan ODOL adalah One Day One Lembar.
Kedua gerakan tersebut berkaitan dengan ibadah membaca Al-quran. Teman-teman yang tergabung dalam ODOJ adalah teman-teman yang berkomitmen untuk membaca Al-quran minimal satu juz per hari. Bukan hal yang mudah memang. Sedangkan teman-teman yang tergabung dalam ODOL adalah teman-teman yang berkomitmen untuk membaca Al-quran minimal satu lembar per hari. Teman-teman ODOL ini mungkin teman-teman yang memang sangat sibuk sehingga merasa membaca Al-quran satu juz per hari sedikit sulit. Saya sendiri bukan termasuk orang yang mengikuti ODOJ ataupun ODOL.
Bagi saya, beribadah merupakan hal yang sangat pribadi. Walaupun saya tahu dan mengerti tujuan gerakan ODOJ dan ODOL adalah untuk membudayakan kebiasaan membaca Al-quran di kalangan umat muslim yang mungkin akhir-akhir ini terlenakan oleh urusan dunia. Saya sendiri menghormati teman-teman yang ikut ODOJ ataupun ODOL. Tidak perlu menilai ibadah seseorang dari gerakan mana yang dia ikuti. Karena kita tidak pernah tahu niat terdalam hati seseorang ketika mereka beribadah.
Bagi saya, cukuplah saya dan Allah yang tahu kualitas ibadah saya. Tapi saya juga sadar diri bahwa saya tidak setiap hari mampu menjaga tingkat ibadah saya. Oleh karena itu saya berusaha melibatkan diri dalam kegiatan pengajian, berkumpul dengan para muslimah, dan menjaga silaturahmi dengan teman-teman lain.

Selasa, 14 Januari 2014

Long Distance Relationship, Does It Works?

Long Distance Relationship
Orang-orang biasa menyingkatnya dengan LDR. 
Apa? Bagaimana? Mengapa? 

Biasanya sebuah hubungan, baik itu pacaran atau pernikahan, dikatakan LDR jika dua orang yang terlibat dalam hubungan tersebut berada tidak di satu tempat yang sama dalam jangka waktu yang lama. Deskripsi seseorang tentang tempat yang sama bisa berbeda-beda. Bagi pasangan suami-istri, mungkin tinggal di rumah yang berbeda dalam satu kota yang sama bisa disebut LDR (hmmm, kalo istilah artis-artis mah ini pisah ranjang kali ya, hehehe). Atau mungkin beda kota dalam satu pulau, beda kota dalam satu negara, beda negara, atau bahkan beda benua. 

WOW...!!!

Lalu, bagaimana kedua orang tersebut dapat menjalani hubungannya?

Bukankah sebuah hubungan memerlukan komunikasi di dalamnya?
Nah, inilah "seni" dari menjalani hubungan jarak jauh atau long distance relationship. Kedua belah pihak harus pandai menjaga komunikasi satu sama lain. Bukan hanya komunikasi tapi juga perasaan. Bukan berarti kita tidak boleh pergi bermain atau berjalan-jalan bersama lawan jenis, boleh saja selama pasangan tidak keberatan. 
Kenapa harus seperti itu?  
Sebenarnya saya berbagi tentang tulisan ini bukan berarti saya sudah menjadi seorang yang ahli dalam menjalani hubungan jarak jauh. Saya hanya ingin berbagi pengalaman setelah menjalani dua hubungan jarak jauh yang saya rasa sangat berbeda. Bercerita tentang pengalaman, berarti saya harus menggali memori tentang apa yang saya alami sebelumnya. Gak enak sebenarnya, jadi mending saya ceritakan saja tentang hubungan saya saat ini, hahaha.
Saya mempunyai alasan mengapa saya tidak kapok menjalani hubungan jarak jauh, diantaranya adalah:
- Lingkungan pertemanan saya dan pasangan saya sama
- Saya sudah lebih dewassa
- Media komunikasi yang kami miliki saat ini cukup banyak, sehingga komunikasi bisa dengan mudah kami lakukan. Kecuali ketika pasangan saya sedang tertidur pulas, hahaha.

Pertanyaan terakhir adalah mengapa kami mau menjalani hubungan jarak jauh?

Pilihan untuk menjalani hubungan jarak jauh sudah ada sejak awal kami dekat. Pilihan ini menjadi semakin kuat ketika saya mendapatkan beasiswa S2 di Korea Selatan. Setelah melalui diskusi yang tidak terlalu alot, kami ikhlas untuk menjalani hubungan jarak jauh sejak akhir Agustus 2011. Alhamdulillah sampai sekarang kami masih bisa menjalani hubungan ini. 



Jumat, 10 Januari 2014

What Did I Missed on 2013?

Saya tahu moment 1 Januari 2014 telah lewat. Pasti beberapa orang bertanya-tanya kenapa saya baru menuliskan kilas balik tahun 2013 sekarang. It's simply because I want to write it today.

Jadi, hal-hal apa sajakah yang saya lewatkan di tahun 2013?

1. Ulang Tahun Keluarga Terdekat dan Orang-Orang Tersayang

2. Wisuda Pacar Saya

3. Wisuda Adik Saya

4. Pernikahan Saudara dan Teman-Teman

5. Dan hari-hari lainnya.

Apakah saya sedih melewatkan hal-hal berharga tersebut? Jawabannya adalah iya. Tapi itu merupakan harga yang harus saya bayar demi menyelesaikan pendidikan saya di negeri ginseng.

Kamis, 09 Januari 2014

Request Sahabat

Semenjak saya menginjakkan kaki di tanah Korea, proses saya berkenalan dengan teman-teman sesama pelajar Indonesia sangat tidak terduga. Beberapa teman memang sudah saya kenal sejak sebelum saya sampai di Korea, seperti teman-teman sejurusan di ITB, teman-teman satu SMA, dan teman-teman yang memang saya kenal juga saat saya kuliah. Teman-teman baru yang saya kenal di Korea bisa karena satu kampus (Konkuk University), satu tempat les bahasa, satu pergaulan, atau satu organisasi (PERPIKA, Persatuan Pelajar Indonesia di Korea). Satu tahun pertama di Korea saya memutuskan untuk tidak terlalu aktif di luar akademik, jadi saya tidak mendaftar untuk bergabung sebagai pengurus PERPIKA. Menginjak tahun kedua saya mulai gatal ingin berorganisasi. Akhirnya saya memutuskan untuk ikut berpartisipasi di kabinet PERPIKA 1213. Khususnya di kementrian PSDA (Pengembangan Sumber Daya Anggota). Di kementrian PSDA, saya tidak hanya bertemu dengan orang-orang yang berbeda, tetapi juga bertemu dengan beragam sifat dan cerita.

Ki-Ka: Mirah, Yonny, Fidel, Wahyono, mas Iput nyelip di pohon. (Photo by: Bangun IRH)
Saya akan membuat testimonial tentang bapak Bos terlebih dahulu. 
Salah satu teman yang saya kenal melalui PERPIKA adalah bos saya di kementrian PSDA, Yonny Septian. Saya pertama kali tahu Yonny dari blog yang di-share oleh seorang teman lain di Facebook. Kemudian saya lebih mengenal Yonny setelah saya menjadi staff-nya di PERPIKA 1213. Pertama kali berinteraksi dengan Yonny tentunya saat rapat pertama kementrian PSDA lewat Skype. Kesan pertama, Yonny bisa memimpin rapat tapi sulit mengendalikan rapat. Kementrian PSDA PERPIKA 1213 itu isinya orang-orang yang sangat kuat mempertahankan pendapat masing-masing, termasuk saya, di sinilah kelemahan Yonny. Dia sulit membendung dan mengendalikan adu argumen antar staff PSDA. Tapi itulah serunya rapat PSDA yang selalu bikin kangen. 
Kelebihan lain dari bapak Bos adalah tegas tapi fleksibel. Yonny tegas dalam menentukan suatu deadline, tapi ketika di akhir deadline ternyata target yang dibuat belum tercapai, dia bisa fleksibel. Sikap fleksibelnya juga terlihat di saat rapat PSDA. Di antara kementrian-kementrian PERPIKA 1213, cuma kementrian PSDA yang punya sesi curhat di akhir rapat. Ironisnya, sesi curhat ini yang justru selalu dinanti-nanti oleh semua staff PSDA. 
Di suatu sesi curhat setelah rapat, tiba-tiba Yonny mencetuskan keinginan untuk menikah di tanggal 11-12-13. Semua staff PSDA pun senang sekaligus kaget, karena saat itu Yonny masih jomblo, hahaha. Dia meminta bantuan kepada semua staff PSDA untuk mencari calon pendamping. Ada tujuh syarat yang dibuat oleh Yonny tapi saya lupa, salah satu syaratnya adalah perempuan. It's an obvious but one of the most important requirements, hahaha. Berawal dari rencana inilah pencarian Yonny akan calon pendamping hidup dimulai. Sayangnya kami para staff PSDA tidak bisa memberikan calon yang cocok. Alhamdulillah-nya, senior Yonny berbaik hati mau mengenalkan pada calon pendamping yang ternyata cocok. Dimulailah perjalanan Yonny menuju realisasi rencana 11-12-13. Para staff PSDA pun menyambut gembira berita positif ini. Walaupun awalnya Yonny masih malu-malu untuk bercerita, hahaha. 
Saya tidak tahu dengan jelas bagaimana proses Yonny membangun hubungan dengan calon pendamping hidupnya. Tapi yang pasti sebuah hubungan memerlukan interaksi antara dua orang yang memiliki tujuan yang sama. Tidak perlu memiliki kesukaan yang sama atau sifat yang benar-benar sama untuk membangun hubungan yang harmonis. Tapi dengan dipenuhi pengertian, toleransi, dan kedewasaan kedua pihak yang terlibat dalam suatu hubungan, maka keharmonisan akan tetap terjaga. 
Ah, sebenarnya saya bukan orang yang cukup tepat untuk memberi pandangan tentang hubungan atau relationship antara dua insan manusia. Karena saya pun masih dalam tahap belajar. Belajar membangun hubungan yang sehat, belajar memelihara keharmonisan, dan tentunya belajar untuk menyiapkan diri menuju jenjang yang lebih serius. 

ps: sampai sini, tulisan ini adalah jawaban dari request Yonny. Semoga semuanya lancar ya.. :D

Mari kita lanjutkan cerita tentang teman-teman di kementrian PSDA yang lain.
Selanjutnya ada Fidel, perempuan cukup cerewet dari Medan yang sedang berjuang di Pohang. Fidel ini unik. Di satu sisi dia bisa berdandan sangat tomboy, tapi di sisi lain ternyata dia sangat girly. Terbukti dari postingan foto-foto selfie dia di Facebook, hahaha. Perkenalan pertama saya dengan Fidel adalah saat rapat perdana kementrian PSDA. Kesan pertama saya, Fidel ini orangnya sangat bersemangat dan ngotot. Biasanya rapat PSDA akan sangat alot dan panjang kalau Fidel dan "lawan" debatnya gak mau saling mengalah. Tapi pada akhirnya rapat PSDA tetap bisa berjalan lancar karena pak Bos bisa melerai. Selain itu, Fidel termasuk orang yang sangat supel. Dia mudah bergaul dan membuka percakapan dengan orang yang baru dikenal.
Di saat sesi curhat, Fidel pasti akan bercerita tentang "Oppa"nya. Menarik loh ceritanya, tidak jarang dia dipusingkan dengan sikap si "Oppa" yang naik-turun. Ah, memang orang Korea sulit dimengerti, sabar ya Fidel. *pukpuk

Nah, siapakah "lawan" debat nona Fidel?
Dia adalah Wahyono yang selalu mengaku-ngaku bahwa dirinya ganteng. Nickname Wahyono adalah Wahgan, yang menurut dia merupakan kependekan dari Wahyono Ganteng. Kalau ada yang mau protes tentang nickname Wahyono, silahkan langsung protes ke yang punya nama, hehehe. Wahyono ini kurang lebih mirip Fidel dari sisi berpendapat. Oleh karena itu, Fidel dan Wahyono sulit mencapai kesepakatan kalau punya pendapat yang berseberangan. Dua-duanya sama-sama ngotot dan gak mau mengalah.
Wahyono ini termasuk salah satu staff PSDA yang gak banyak berbicara di sesi curhat. Biasanya dia bagian merusuhi curhat staff-staff lain. Tidak jarang dia memberi usul yang unik, salah satunya syarat calon pendamping Yonny.

Hmm... Kalau dilihat dari foto di atas, total kementrian PSDA ada 4 orang, tapi sebenarnya kami ada 5 orang. Siapakah orang terakhir yang tidak ada di foto?
Nah, yang paling kanan itu adalah mas Iput. (Photo by Fidel)
Orang terakhir adalah orang paling diam di kementrian PSDA, mas Iput. Dia adalah anggota kementrian PSDA paling senior. Mas Iput ini orangnya sangat serius, bahkan ketika bercanda pun dia sangat serius. Oleh karena itu, teman-temannya bilang kalau mas Iput ini bercandaannya garing. Tidak jarang malah mas Iput jadi bahan bercandaan teman-teman yang lain (bukan staff PSDA). Saat rapat PSDA, mas Iput ini orang yang paling sulit dicari. Dia selalu sibuk di lab-nya selama 24 jam sehari 7 hari seminggu. Di sesi curhat, mas Iput menjadi staff paling jarang ikut berkomentar. Saya juga kurang tahu alasan mas Iput jarang ikut berkomentar di sesi curhat. Mungkin bisa ditanyakan langsung kepada orangnya, hehehe.

Kami berlima berkenalan karena kami tergabung dalam kementrian PSDA PERPIKA 1213. Selama satu tahun kami saling berbagi cerita, berbagi pekerjaan. Sekarang kami sudah jarang berinteraksi (kecuali Fidel sama Wahyono kayaknya, hahaha). Tapi persahabatan kami tetap di hati. 

Selasa, 07 Januari 2014

We Are in A Teddy Land...!!! ^^

Do you love Teddy bear?
Isn't it cute?
What if you found a giant Teddy bear? 
It should be very exciting...!!! 

Me and giant couple Teddy bear
Tahun lalu akhirnya saya bisa mampir dan masuk ke dalam museum Teddy Bear dalam rangka menemani saudara yang datang ke Seoul untuk ikutan workshop plus jalan-jalan. Orang-orang Korea ini memang paling bisa memanfaatkan space atau lahan yang kecil jadi menarik dan memuaskan pengunjung. Seriously, Teddy Bear Museum yang ada di bawah Namsan Tower ini ga luas, tapi pengunjung bisa menikmati museum dengan puas. 
Teddy bear museum menampilkan berbagai macam Teddy bear dengan tema yang berbeda-beda. Alur cerita galeri Teddy bear dimulai dari sejak zaman dinasti Joseon hingga zaman modern, atau Seoul saat ini. Di bagian awal, pengunjung dapat menyimak sejarah Seoul yang diceritakan oleh Teddy bear tua. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Korea dan bahasa Inggris.
Teddy penjaga pintu istana... Cute, isn't it? ^^
Teddy bear aja gotong royong, masa kita ngga? :D
Galeri Seoul di masa lalu diawali dengan display Teddy bear yang mengenakan kostum kerajaan zaman dinasti Joseon. Pada saat itu, wilayah Seoul menjadi pusat kerajaan. Tidak hanya menyoroti kondisi bangunan tradisional di masa itu, galeri Teddy bear juga memperlihatkan semangat kerja gotong royong yang ternyata dijunjung tinggi pada masa dinasti Joseon. Hal ini terlihat dari display Teddy bear yang sedang bahu-membahu membuat rumah tradisional. 
Upacara pernikahan yang meriah.
Mempelai yang berbahagia. ^^
Kemudian galeri berlanjut menceritakan budaya tradisional Korea. Salah satu kebudayaan yang ditampilkan adalah upacara pernikahan tradisional Korea di masa dinasti Joseon. Display Teddy bear memperlihatkan kemeriahan perta pernikahan di masa itu. 


Setelah galeri Seoul di masa dinasti Joseon usai, display Teddy bear memperlihatkan suasana kota Seoul yang mulai memasuki masa modern. Seoul digambarkan memiliki tram dan warga Seoul memakai pakaian khas orang Barat di masa itu.
Mulai modern.
Pusat kota Seoul.

Galeri Teddy bear terus berlanjut menuju kondisi Seoul saat ini. Kota Seoul digambarkan sangat meriah dengan berbagai keceriaan di dalamnya. Prosesi pernikahan juga mulai bergeser menjadi prosesi pernikahan modern ala negara Barat. 
Prosesi pernikahan modern.
Nah, sekian tentang Teddy Bear Museum di Seoul N Tower. Pengunjung bisa memilih hanya memasuki museum, hanya naik ke observatorium, atau kedua-duanya. Tiket dapat dibeli di loket yang berada di luar N Seoul Tower. Selamat menikmati...!!! ^^