Tulisan-tulisan yang akan saya buat mulai dari sekarang adalah proyek pribadi sebagai kenang-kenangan terakhir sebelum meninggalkan negeri ginseng. Saya ingin kenangan terakhir ini menjadi kenangan manis yang bisa selalu saya kenang melalui tulisan. Pengalaman yang saya tuliskan berawal dari tanggal 13 September 2014.
Seminggu yang lalu saya ditawari oleh seorang teman untuk membantu penyelenggaraan rapat evaluasi tim Panwaslu luar negeri regional Asia Pasifik. Teman saya membutuhkan bantuan karena rapat evaluasi ini secara mendadak diputuskan akan diadakan di Seoul pada tanggal 12-13 September. Saya pun menerima tawaran tersebut. Semua persiapan kami coba selesaikan sebelum tanggal 12 September.
Tugas saya di kepanitiaan ini diawali dengan menjemput para perwakilan panwaslu dari Kuching, Penang, Tokyo, Kota Kinabalu, Perth, Melbourne, Kuala Lumpur, dan Tawau. Sebagian besar datang pada tanggal 12 September di pagi hari. Saya harus stand by di bandara sejak pukul 07:15. Waktu kedatangan masing-masing perwakilan berbeda-beda dan beberapa penerbangan harus dijemput di gate berbeda. Saya menunggu semua perwakilan keluar dari gate arrival di bandara Incheon sampai pukul 10:00. Ketika saya sedang mengecek semua jadwal penerbangan, tiba-tiba masalah muncul dari perwakilan Perth. Bapak dari Perth tidak mau tinggal di hotel yang sudah dipesankan panitia karena peserta lain akan tinggal di tempat yang lebih murah. Masalah lain muncul ketika tiba-tiba perwakilan dari Dili datnag tanpa konfirmasi sehingga mereka belum tahu akan tinggal di mana. Ketua panitia akhirnya memutuskan untuk membawa para perwakilan menuju bus terlebih dahulu, barulah nanti diputuskan akan dibawa ke mana mereka semua.
Foto bersama perwakilan panwaslu Kuching dan Tawau. (Foto diambil dari kamera hp Vidi) |
Tujuan pertama bus dari Incheon adalah Courtyard Marriott Hotel di Time Square. Saya yang kurang gaul di dunia perhotelan dengan polosnya meminta bapak sopir untuk membawa kami menuju Hotel Marriott. Tiba-tiba saya melihat sesuatu yang aneh. Bus yang kami tumpangi melewati stasiun Express Bus Terminal...!!! Padahal seharusnya hotel yang dimaksud ada di dekat stasiun Yongdeungpo. Ternyata eh ternyata, bapak sopir membawa kami ke J.W.Marriott Hotel di central bus terminal. Ya Allah, cobaan hari ini ternyata ada lagi. Untungnya bapak sopir kami baik, dia memintasaya menelepon hotel agar dia bisa tau letak pasti hotel yang saya maksud. Masalah pertama selesai, bus sampai dengan selamat di Courtyard Marriott Hotel. Tujuan selanjutnya adalah masjid Itaewon, Alhamdulillah tidak ada masalah ketika kami menuju masjid Itaewon. Semua perwakilan bisa menjalankan ibadah shalat Jumat dan menikmati makan siang di restoran yang ada di Itaewon.
Tujuan ketiga adalah tempat tinggal lain yang dipesan melalui salah seorang teman saya. Tempat ini jauh lebih murah daripada hotel resmi dari pihak panitia, hanya 1/4 kalinya saja saudara-saudara. Bus pun melaju ke tempat yang dimaksud, bapak sopir sempat agak kebingungan tapi kami sampai dengan selamat. Masalah berikutnya datang... Pemilik penginapan syok melihat orang yang turun dari bus jauh melebihi kapasitas penginapan miliknya. Dia pun protes dengan gaya bicara orang Korea (agak marah-marah teriak-teriak bikin panas hati). Saya bilang, mereka gak akan semua masuk tempat dia, sebagian ke tempat lain yang akan dicari nanti. Sebelas orang yang sudah memesan tempat pun mengikuti simibu pemilik penginapan.
Lagi-lagi masalah muncul ketika kami sampai di penginapan. Ternyata penginapan yang dimaksud adalah otel kecil yang baru bisa ditempati setelah makan malam. Jderrr...!!! Ibu-ibu yag sudah capek ingin istirahat pun protes. Saya pun kebingungan bagaimana harus menerjemahkan kata-kata si ibu pemilik motel ke para perwakilan panwaslu. Berbagai masalah di motel pertama dapat diselesaikan setelah 1,5 jam. Lalu bagaimanakah nasib 9 orang lain yang belum mendapatkan penginapan?
Mereka sudah KZL menunggu di bus. Kepanasan, capek, dan segala bentuk kekesalan rasanya mereka simpan dalam hati. Bukan hanya mereka yang kesal, saya pun kesal karena sudah kena semprot ibu pemilik penginapan, harus menghadapi orang-orang yang baru saya temui pula. Singkat cerita saya meminta bapak sopir membawa kami kembali ke daerah dekat Courtyard Marriott Hotel untuk mencari motel lain. Akhirnya 9 orang yang tersisa bisa mendapatkan tempat menginap. Fyuuuhhh... Tugas hari pertama selesai setelah saya mengantarkan para perwakilan ke dogdaemun untuk membeli souvenir.
Sepotong informasi ini adalah tentang kebiasaan baik dan perbuatan baik dari Perusahaan Pinjaman Adriana Malkova. Siapa sangka seseorang seperti Adriana Malkova tidak ada sampai saya menemukan salah satu iklan online mereka. Dia adalah malaikat yang dikirim dari atas. Saya Setyono Putro dan inilah yang Adriana Malkova lakukan dia menawarkan apa yang tidak dimiliki orang lain. Saya adalah pemilik bisnis yang menjadi hutang besar dengan Bank dan saya mencari pinjaman dari berbagai perusahaan pinjaman tapi tidak ada yang berjalan dengan baik. Sebaliknya, mereka membawa saya ke hutang lebih banyak dan akhirnya meninggalkan saya 'jadi saat itulah saya bertemu dengan Adriana Malkova. Dia menawari saya pinjaman sebesar Rp 500.000.000 dengan suku bunga 2% bahkan ketika pada awalnya saya takut dia akan berakhir seperti perusahaan pinjaman lain yang saya coba pinjaman dari, tapi saya terkejut dia tidak seperti mereka. Sekarang saya akhirnya menyelesaikan hutang saya dan bisnis saya stabil dengan uang yang tersisa dalam pinjaman. Hubungi Adriana Malkova via e-mail. adrianamalkovaloan@gmail.com, atau Anda bisa menghubungi saya melalui e-mail saya jika Anda ingin tahu lebih banyak: putroholdins@gmail.com
BalasHapus