Selasa, 26 Juni 2012

Naik-Naik ke Puncak Gunung ^^

Waktu saya kuliah di Indonesia, naik gunung sama sekali tidak pernah masuk ke dalam daftar kegiatan saya. Tapi bukan berarti saya tidak pernah melakukan kegiatan berjalan jauh, saya hanya pernah tracking. Tracking adalah kegiatan berjalan-jalan di alam bebas menyusuri jalan yang sudah ada. Biasanya medan yang dialaui tidak terjal dan mudah. Yang aneh dari pengalaman saya naik gunung adalah pertama kali saya mengalaminya bukan di Indonesia, tetapi di Korea. Sampai-sampai profesor saya bingung karena saya tidak pernah naik gunung di Indonesia. Karena setahu Beliau, Indonesia terkenal dengan gunung-gunung yang tinggi dan menarik untuk didaki. 
Hingga saat ini, saya sudah mendaki dua gunung di Korea Selatan ini. Pertama adalah gunung Taebaek (Taebaeksan, 태백산) di provinsi Gangwon, dan kedua adalah gunung Gwanggyo (Gwanggyosan, 광교산) di Suwon. Kedua kegiatan tersebut saya lakukan di dua musim berbeda, musim dingin dan musim semi menuju panas, hehehe, :D
Kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman pertama (naik gunung di musim dingin tanggal 9 Februari) terlebih dahulu. Naik gunung di musim dingin tidak akan saya alami kalau profesor saya bukan orang yang sangat suka naik gunung. Karena acara naik gunung tersebut merupakan acara lab yang diprakarsai oleh Beliau. 


Logo lab saya di Konkuk University, :)


Taebaeksan terletak di provinsi Gangwon, sekitar 3 jam perjalanan dari Seoul. Oleh karena itu, saya dan teman-teman lab harus berkumpul di depan lab kami pukul 7 pagi. Jumlah seluruh anggota lab kira-kira 27 orang, tetapi yang mengikuti acara naik gunung hanya 12 orang. Tiga orang perempuan (saya dan dua orang sekretaris profesor) dan sisanya laki-laki. Sebelum naik gunung, kami makan siang dulu di sebuah restoran yang berjarak sekitar setengah jam dari pintu masuk pendakian. 


Foto-foto sebelum naik gunung, :D
Kami mengambil jalur pendakian berikut:
Danggol (당골) - Danggol Plaza - Banjae - Kuil Manggyeongsa - Altar Cheonjedan
Total jarak yang kami tempauh berdasarkan informasi di website Korean Tourism adalah 4,4 km. Karena tinggi gunung Taebaek cukup lumayan, 1.567 m, perjalanan pun selesai dalam waktu sekitar 4 jam. Rasa lelah yang kami alami saat mendaki terbayar dengan keindahan pemandangan puncak gunung Taebaek di musim dingin.

Di tengah pendakian...
Saya dan Profesor













Di puncak gunung Taebaek terdapat altar Cheonjedan. Beberapa meter seblum puncak, ada kuil Manggyeongsa. Pemandangan dari puncak gunung di musim dingin adalah keindahan alam yang tertutupi oleh hamparan salju berwarna putih.

Pemandangan dari depan kuil Manggyeongsa
Altar Cheonjedan di puncak gunung Taebaek
Perjalanan kami selesai pukul 5 sore. Kemudian dilanjutkan dengan makan malam. Setelah itu kembali ke Seoul dan saya sampai di asrama pukul 10 malam. Perjalanan yang melelahkan tapi menyenangkan. ^^

Yeaaayyy...!!! Kami semua sampai di puncak...!!! ^^


Jumat, 15 Juni 2012

Gyeongbokgung

Salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi ketika menapaki tanah Seoul adalah Gyeongbokgung. Tempat wisata ini adalah salah satu dari empat komplek istana yang berada di Seoul. Istana Gyeongbokgung pertama kali dibangun pada tahun 1395. Tetapi bangunan istana yang ada saat ini bukan bangunan asli yang dibangun pada tahun tersebut, tetapi hasil restorasi pada masa Raja Sogong, setelah sebelumnya istana dibumi hanguskan oleh Jepang pada tahun 1592-1598. Keindahan istana ini sudah terlihat bahkan sebelum kita masuk ke gerbang. 

Gerbang istana Gyeongbokgung dari Gwanghwamun Square
 (sayang gambarnya kurang jelas, soalnya waktu itu lagi ujan, heu...)
Okay, cukup dengan info tentang sejarah istana Gyeongbokgung, hehehe. Sekarang mari kita menikmati cerita perjalanan saya ke Gyeongbokgung. Bulan Februari 2012 adalah kali pertama saya masuk ke komplek istana Gyeongbokgung setelah menginjakan kaki di Seoul selama 6 bulan. Itupun gara-gara saya menemani teman-teman yang sedang berlibur ke Seoul. 

Dua dari empat orang teman yang berkunjung ke Seoul, :)

Oh ya, tiket masuk untuk menikmati istana Gyeongbokgung tidak mahal, hanya 3000 KRW saja atau jika dihitung kasar sekitar 30000 rupiah. Harga tiket buat rombongan bisa lebih murah, cuma 2400 KRW (kalau saya ga salah inget), dengan jumlah minimal anggota rombongan 11 orang. Nah, pas waktu itu saya ke sana, jumlah saya dan teman-teman sangat tanggung, sembilan orang. Akhirnya saya membujuk tiga orang Korea yang mau beli tiket juga buat beli barengan aja, biar bisa dapat harga tiket lebih murah maksudnya, hehehe, :D Untungnya mereka mau, dan ternyata kita malah bayar lebih murah lagi, jadi cuma sekitar 2200 KRW, ahahaha,,, rejeki memang ga kemana. 

Sembilan lembar tiket masuk Gyeongbokgung hasil join-an sama orang Korea yang ga tau siapa namanya, :D
Sebelum masuk ke dalam komplek istana, kami sempat nonton pertunjukan pergantian penjaga gerbang istana. Hmm,,, lumayanlah, hiburan gratis, hehehe, :D Baju yang dipakai para penjaga istana ga biasa, tapi tetap menarik untuk dilihat dan menemani kita berfoto. Tapi jangan harap para penjaga istana terbut mau tersenyum saat kita berfoto di sebelah mereka, heuheu. 

Para penjaga gerbang istana Gyeongbokgung
Setelah pergantian penjaga selesai kami langsung masuk ke dalam komplek istana. Wuih, luaaasss...!!! Selain itu, bangunan-bangunan di dalamnya pun beragam dan sangat menarik. Saya dan teman-teman membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk mengelilingi komplek Gyeongbokgung. Itupun belum semua bagian istana terjelajahi oleh kami. Tapi karena kami sudah puas menikmati keindahan istana, berfoto-foto, dan kelelahan, akhirnya kami menyudahi perjalanan ke komplek istana Gyeongbokgung. ^^

Kawan-kawan seperjalanan saya ke Gyeongbokgung, :)